Dua kali mendapat kesempatan mengunjugi โIncredibleโ India. Pertama tahun 2011 saya bersama suami melakukan perjalanan wisata ke India dan kali kedua saya mendapat kesempatan mengikuti pelatihan legal drafting di India. Saya akan sharing pengalaman dua kali saya ke India baik sebagai wisatawan maupun pada saat mengikuti pelatihan legal drafting. Untuk bisa masuk ke India, kita harus apply visa. Syarat apply visa India:
1. Booking hotel
2. Tiket Pesawat PP
3. Itinerary Alamat Kedutaan India di Jl. HR Rasuna Said Kav. S-1 Kuningan Jakarta Selatan,
Untuk permohonan pendaftaran visa dilayani pukul 09.00-12.00. Proses pengajuan visa 4 hari kerja. Tahun 2011 saya mendapatkan visa turis dengan membayar sejumlah Rp. 492 ribu dan tahun 2015 saya mendapat visa student (single entry) gratis karena saya lolos seleksi short course.
Pengalaman I ke India tahun 2011
Saya dan suami pergi ke India awal Januari 2011. Tidak ada penerbangan langsung dari Jakata ke India. Berbekal tiket promo Airasia, saya dan suami berangkat dari Kuala Lumpur menuju New Delhi. Kurang lebih 6 jam di udara akhirnya kami tiba di Ind Karena ada tiket promo Kl-India yang cukup murah. Di India kami mengunjungi 4 kota yaitu : New Delhi, Agra, Jaipur (Golden triangle India) dan Simla. Di New Delhi kami menginap di hotel Raunak, pelayananya cukup baik dan disediakan fasilitas penjemputan. Sampai New Delhi sekitar jam 12 malam dan menunggu jemputan dari hotel yang lamaa datangnya.
Golden Triangle India New Delhi
Kami di New Delhi 2 hari dan naik hop on hop off (HOHO Bus) untuk mengunjugi beberpa tempat menarik. HOHO Bus (Hop On Hop Off) – Seperti di New York, London, Roma, Singapore dana beberapa kota besar lainnya, new Delhi memiliki bus wisata yang dirancang di mana kita dapat membayar biaya yang ditetapkan untuk jangka waktu 1 atau 2 hari dan bus berjalan melewati tempat-tempat wisata tertentu. Kita dapat naik dan turun di halte khusus HOHO dan bus akan datang setiap 30-45 menit. HOHO tidak beroperasi pada hari Senin. Harga HOHO Rs. 300
Beberapa tempat menarik di new Delhi yang sempat kami kunjungi adalah: 1. The Lotus temple Di antara banyak di landmark-yang dikenali tersebar di seluruh Delhi, Lotus temple benar-benar wonderful. Dirancang dalam bentuk bunga lotus suci, ada 27 kelopak bunga-yang terbuat dari marmer dan membentuk kelopak bunga.
2. SKCON Hare Krishna Temple, 3. Jama Masjid 4. Akshardham Temple 5. India gate 6. Jantar Mantar 7. Qutub Minar 8. Humayunโs Tomb 9. Tomb of Safdarjung 10. Red Fort 11. National Museum of New Delhi 12. Raj Ghat โ Gandhi Memorial
Simla
Setelah 2 hari di New Delhi, kami melanjutkan perjalanan ke Simla dengan menggunakan kereta. Kami naik kereta Setiabudi Express sampai dengaan Kalka dan kemudian dari kalka naik kereta kecil menuju Simla. Kereta dapat di booking secara online http://www.irctc.co.in. Di atas kereta, kita tinggal menunjukkan print out konfirmasi pemesanan tiket yang sudah dikirim melalui email. Shimla terletak di negara India bagian utara Himachal Pradesh, kota ini terletak di daerah perbukitan barat laut Himalaya dan udaranya sangat dingin. Sepanjang perjalanan menuju Simla saya dapat melihat keindahan alam.
Tak hanya keindahan alam yang ditawarkan, sederet wisata sejarah pun hadir melengkapi keunikan yang diberikan oleh sentuhan komersialisasi dan era globalisasinya. Shimla Mall Road, yang disebut-sebut sebagai detak jantung kota ini, menawarkan sentuhan paling komersil sepanjang jalan, bisa dibilang sepanjang area ini adalah jalur tersibuk di wilayahnya, penuh dengan pasar dari tingkat emperan hingga semua barang yang berbau branded. Konon hadirnya jalan ini merupakan peninggalan jalur lalu lintas saat zaman kolonial Inggris dulu. Shimla Ridge, atau disebut juga The Ridge, yang terletak tepat dijantung kota ini, memberikan warna budaya para penghuni lokal Shimla, yang merupakan tautan menuju pusat-pusat aktivitas di sepanjang jalan perbukitan ini, dari mulai pusat perbelanjaannya, pasar rakyatnya, hingga menuju tempat ibadah yang kebanyakan adalah Hindu*.
Kereta menuju Simla
Dari Simla menuju ke Jaipur
Sampai di sta. Jaipur pkl 00- Ditawari naik taxi oleh pemuda lokal nama Raja. Oragnya ramah. Ternyata taxinya mirip suzuki truntung jadul, ongkos RS 150. (terakhir baru ketahuan bahwa ongkos ini kemahalan karena cuma deket, kalo naik tuktuk cuma RS 50).- Checkin hotel di hotel HR Palace, paspor ditinggal karena hotel nggak ada fotokopi. Baru bisa fotokopi pagi (lesson learned: bawa banyak foto kopi paspor+visa).- Hotelnya bagus, nggak kelihatan bintang 2. Kamar tidur besar, ruang tamu besar, ada lembari besar, kamar mandi bagus (walau tanpa tube), TV, AC. Kelihatannya hotel terbagus dari seluruh hotel yg kita book selama di India โบ
Pagi browsing di internet tour di Jaipur. Ada tour menggunakan bus (bukan hop on hop off, tapi ditungguin sama busanya). Harus berangkat pkl 09.00 di pickup point tertentu RS 200/orang. Hotel nawarin naik tuktuk RS 230/orang, tapi bebas kemana pun, dan ditunggui. Sip, daripada diburu-buru tour package, nggak bisa memfoto objek dengan tenang, akhirnya kita ambil. Sekalian get along with locals ๐ Jaipur sight seeing:- Sopir Tuktuk namanya Bablu, masih pengantin baru (5 bulan nikah), orangnya ramah, pinter inggris walau dia nggak bisa baca.Hampir setiap tempat yang dikunjungi dia jelasin sejarah dan isinya. Lumayan nggak perlu sewa guide hehe.
Beberapa tempat wisata yang kami kunjungi selama dua ahri di Jaipur adalah: 1) City Palace 2) Hawa Mahal 3) Amber Fort and Palace 4) Jaigarh Fort 5) Nahargarh Fort 6) Jantar Mantar Observatory 7) Albert Hall Museum Amber Sound and Light Show Malam hari kami melihat Light Show. Light Show ini meliputi kisah Amber Fort dan Jaipiur dinasti. Durasi light show selama 52 menit. Jaipur kotanya kumuh, ruko-ruko tua dan kurang terawat. Semrawut: semua jenis kendaraan ada: sepeda, bajaj, becak, motor, mobil, traktor (dimodifikasi), sampai gerobak ditarik kebo (nggak mungkin sapi karena sapi itu dewa), bahkan gerobak ditarik Unta pun ada, babi berkeliaran dimana-mana. Berisik sekali: bunyi klakson bersahut-sahutan. Tapi ini mungkin karena peraturan lalin disana (dari tulisan di belakang hampir semua mobil bak terbuka: Horn Please). Agra Naik kereta malam
Jaipur menuju Agra
turun di station Agra Cant. Kemudian dari staiton menuju hotel naik taksi. Biaya taksi dari station – hotel RS 225 dengan jarak sekitar 7,5 km. Sopir taksi Mr. Mohammad Ahzar. Letak hotel Taj Plaza strategis, 0,6 km dari gerbang sisi Timur Taj Mahal. Mobil lain sudah nggak boleh 1 km sebelumnya, tapi karena masuk hotel Taj Plaza taxy kita boleh masuk. Sight seeing di Agra: Hari pertama (01 – 07 pm) Habis makan siang di hotel (seorang sekitar RS 100) langsung diantar oleh Mr. Azhar berkeliling Agra. Biaya RS 460 untuk half day sight seeing sesuai peraturan taxy tour di sana. 1. Itmad-Ud-Daulah’s – Baby Taj Ini merupakan bangunan makam ayah dari kaisar cewek Nur Jehan. Lebih kecil dari Taj Mahal maka disebut Baby Taj. Banguna terbuat dari marmer dengan hiasan batu berwarna-warni. Menuju kesana macet banget karena ada banjir di terowongan. Kendaraan nggak bergerak. Semua nggak mau ngalah. Lebih kacau di banding kemacetan Jakarta. Azhar berkali-kali marah dan ngomel2 ke kendaraan lain yang menyerobot. Daripada waktu habis di jalan, aku minta batalin saja dan langsung ke tujuan berikutnya yaitu Agra fort. 2. Agra Fort Ini merupakan benteng pertahanan di Agra mirip Red Fort di Delhi.Terbuat dari red sand stone. Hampir semua bangunan monumen dan benteng di India terbuat dari batu ini sehingga ada kemiripan yaitu warnanya merah. Entry fare RS 250 / orang. Dapat potongan RS 50 kalo menunjukkan tiket Taj Mahal . Di dalamnya ada masjid dari marmer dan taman untuk berwudlu. 3. Taj Mahal Sebelum berkunjung ke objek wisata lain, sebaiknya beli dulu tiket Taj Mahal seharga RS 750 / orang karena bila menunjukkan tiket tersebut maka akan mendapat potongan RS 50 untuk tiket Agra Fort, Fatehpur Sikri, Sikandra, dll (hanya berlaku untuk pembelian tiket pada hari yang sama dengan tiket Taj Mahal).
Taj Mahal dibuat untuk mengenang salah satu istri Shah Jahan yaitu Mumtaz Mahal. Di dalam Taj Mahal ada 2 makam yaitu makam Shah Jahan sendiri dan istrinya Mumtaz Mahal. Ada 3 gerbang masuk Taj Mahal yaitu gerbang timur, barat, dan selatan. Gerbang barat paling rame karena pintu masuk dari stasiun Agra Fort (sebaiknya dihindari). Ada 3 bangunan di Taj Mahal yaitu 1 taj mahal sendiri, dan 2 masjid di kiri kanannya. Masuk komplek Taj Mahal masih boleh pakai sepatu, tapi begitu masuk Taj Mahal dan 2 masjidnya harus lepas sepatu. Ada penitipan sepatu RS 5 atau bisa pakai sarung sepatu yang disediakan pada saat beli tiket. Pas kita kesana, banyak banget turisnya. Kaya semut aja, mau foto berdua saja susah. Lesson learned: sebaiknya datang pagi sekali saat masih lenggang. Karena Taj Mahal terbuat dari Marmer, maka warnanya akan berubah-ubah sesuai dengan arah sinar matahari. Lantai dan dinding Taj Mahal juga dingin banget kalo dipegang. Menjelang sunset, makin banyak orang yang datang. Foto juga sudah semakin nggak bagus, karena bayangan bangunan menutupi detil Taj Mahal. Pukul 05.30 PM balik kel hotel. Hari kedua (10.30 am – 16.15 pm)
Hari kedua
sudah janjian dengan Azhar untuk mengunjungi Sikindra dan Fatehpur Sikri yang terletak jauh dari kota Agra. Biaya taxi RS 1400 sudah termasuk tol dan parking. Teringat bahwa memory DSLR sudah hampir penuh, maka masih terkantuk-kantuk buka netbook untuk mindahin foto-foto dari DSLR ke netbook. Memori DSLR adalah SDCard adapter yang didalamnya diisi dengan microsd. Karena terburu-buru dan mungkin masih ngantuk dan gelap, pas mencopot dari DSLR yang kecabut hanya microsdnya saja. Alahsil microsd bengkok dan mencelat dari adapternya. Ternyata microsdnya patah ditengah. Wah alamat ini. Dicoba dimasukkan lagi adapter dan dibaca di netbook nggak bisa. Microsd dicoba dilurusin dan dibaca lagi juga nggak bisa. Akhirnya nyerah, ya sudahlah berarti microsd rusak. Lesson learned: Untuk hati-hati dengan microsd, mudah patah, kalo DSLR pake sdcard sebaiknya benar-benar sdcard bukan sdcard adapter + microsd. Rusak microsdnya sih nggak seberepa, tapi foto2nya itu loh. Semua foto di Agra Fort dan Taj Mahal berarti hilang. Hiks…. Kami berdua rasanya pengin nangis waktu itu. Sempat kepikiran untuk balik dulu ke Delhi terus balik lagi ke Agra di hari Sabtu (karena Taj Mahal tutup di hari Jumat). Tetapi setelah ditimbang-timbang akan mengacaukan semua itenerary yang sudah dibuat, mengacaukan semua booking tiket KA dan hotel yang sudah dilakukan. Belum lagi harus beli tiket Taj Mahal yang mahal (RS 750 / orang), gambling apakah kereta pulang tersedia, cukup nggak waktu ke bandara, dsb. Akhirnya diambil keputusan, ya sudah diikhlaskan saja. Paradigma dari yang semula harus ada foto diubah menjadi yang penting pengalamannya, foto hanyalah pelengkap saja. Ini perlu dilakukan biar hati nggak ganjel dan tetap happy sehingga tidak mengganggu sisa perjalanan. Habis breakfast, Azhar sudah menunggu di loby. Pada saat keluar hotel yang mengemudi masih Azhar, ternyata di tengah jalan dia turun dan diganti dengan saudaranya yaitu Abid Ali. Ternyata dibanding Azhar, Abid Ali ini kurang jujur (ketahuan setelahnya).
1. Sikandra Sikandra terletak 8 km dari Agra. Perjalanan kesana tidak begitu lancar. Ada juga macetnya dan lebih parah dibanding Jakarta karena mampet nggak bergerak. Biasanya di sekitar pasar dan perempatan. Tapi hanya sekitar 20 menit saja. Biaya masuk Sikindra RS 100 / orang. Sikindra merupakan makam keluarga raja Akbar. Disitu dimakamkan raja Akbar, 3 istrinya yang berbeda agama yaitu Islam, Hindu, dan Kristen serta anak-anaknya. Banguna terbuat dari red sand stone seperti Red Fort dan Agra Fort. 2. Fatehpur Sikri Fatehpur Sikri terletak 36 km dari Agra. Ke sana lewat tol yang bayarnya pulang pergi RS 70 (sudah termasuk dalam biaya taksi). Perjalanan juga nggak begitu lancar kalo melintasi rel KA. Bisa menunggu lebih dari 15 menit hanya untuk menanti KA lewat. Belum kemrawutan yang terjadi setelah KA tersebut lewat. Sampai di Fatehpur taksi berhenti 1 km sebelumnya. Kata Abid, harus naik tuktuk dan menyewa guide karena kompleknya sangat luas. OK, kami turuti kata Abid. Naik tuktuk biaya RS 80, biaya guide RS 500. Setelah sampai di Fatehpur Sikri baru ketahuan bahwa ini adalah scam. Karena banyak orang yang jalan kaki kesana, dan banyak sekali yang nggak pake guide. Lesson learned: 1. jangan percaya pada orang baru dikenal, walaupun kelihatannya baik. Apalagi di India. Kebanyakan adalah tout dan scam. 2. jangan pernah menyewa guide dimanapun (nggak hanya di India). Guide hanya menerangkan sejarah, setelah selesai tour pasti lupa. Yakin deh, cari dengan google pasti ketemu semua yang diceritakan oleh guide itu. Lagian kita kesana bukan buat belajar sejarah, tapi melihat sisa peninggalan sejarah. Belajarnya di rumah aja ๐ Fatehpur Sikri dibangun oleh kaisar Akbar kakek dari Sjah Jahan yang membangun Taj Mahal.
Fatehpur Sikri terdiri dari 2 bangunan yaitu Fatehpur dan Sikri. 2.a. Fatehpur Masuk Fatehpur gratis tetapi harus lepas sepatu karena disitu terdapat masjid besar yaitu mesjid Jama. Di luar komplek Fatehpur terdapat watertank penampungan seluruh air hujan di komplek Fatehpur. Air ini akan digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, memasak, mandi, wudlu dan sebagainya. Dulu katanya, dengan membayar RS 100 maka ada orang yang berani terjun dari tembok Fatehpur ke kolam tersebut. Sekarang hal ini sudah dilarang dan bagian atas kolam dipasang jaring besi. Didalam komplek Fatehpur selain masjid jama juga terdapat komplek pemakaman umum, komplek sekolahan (madrasah) dan makam penasehat agama kaisar Akbar. Sikri.
2.b. Sikri Masuk Sikri boleh pakai sepatu. Biaya masuk RS 250 orang. Di dalam sikri terdapat banyak bangungan antara lain: rumah 3 istri kaisar Akbar (beragama Islam, Hindu, dan Kristen), bangunan untuk sidang parlemen, kandang hewan (kuda, gajah, dan onta). Juga terdapat panggung untuk penyanyi istana. Didalamnya juga terdapat papan catur dengan pion manusia (yg menjalankan raja, pindah dengan cara menari). Juga disitu juga ada pengadilan gajah. Kalo orang dituduh bersalah maka akan diadili oleh gajah. Bila gajah menginjaknya sampai mati maka dia bersalah, bila dibiarkan maka dia benar (what a foolish law). Gajah yang sakit dan mati dimakamkan di samping komplek Fatehpur Sikri di Elephant Tower yang dindingnya dihiasi Gading Gajah (tapi replika alias palsu). Selesai dari Fatehpur Sikri kita pulang. Di perjalanan Abid Ali memampirkan kita ke rumah makan. Karena dari awal sudah nggak srek, kami yakin ini pasti scam juga. Benar saja, rumah makan disitu harganya mahal banget. Hampir 3x dari harga normal. Kami langsung keluar lagi tanpa memesan menu. Abid Ali tergopoh-gopoh mengikuti kami keluar.
Selanjutnya langsung balik ke stasiun. Di stasiun ketahuan lagi belangnya si Abid Ali. Dia secara terang-terangan minta komisi (what a shame). Disitu ketemu juga dengan Azhar. Ketika diminta berfoto hanya Azhar yang mau, Abid nggak mau. Entah saudara atau bukan, kok beda banget tabiatnya antara Azhar dan Abid.
Pengalaman ke-2 di India
Kali kedua ke India saya mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan legislative drafting di India. Pelatihan ini bermula dari surat tawaran yang dikirim dari Setneg ke kantor saya. Pelatihan yang ditawarkan hanya 3 pelatihan dan sama sekali tidak nyambung dengan background saya. Tapi dalam surat setneg tersebut disebutkan silakan membuka website India Embassy Jakarta dan banyak program yang ditawarkan. Dengan modal nekat dan atas ijin pimpinan akhirnya saya apply short course legal drafting. Prosesnya sangat panjang dan cukup berbelit dan saya hampir give up. Waktunya sudah mepet dan belum punya sertifikat TOEIC. Mau gak mau harus test TOEIC dan Alhamdulilah hasilnya cukup memuaskan, jauh diatas dari yang disyaratkan โบ
Tanggal 11 Februari 2015 saya berangkat ke New Delhi dengan naik Jet Airways transit di Singapore 3 jam. Lumayan bisa cuci mata di Singapore. I Love Changi โบ Bisa belanja-belanji di Changi Airport. Haduh belum sampai ke India udah nenteng belanjaan โบ Perjalanan dari Singapore menuju New Delhi selama 6 jam dan sampai New Delhi jam 22.55. Setelah proses Imigrasi dan ambil barang saya tanya ke petugas dimana India Tourist Development Center (ITDC) karena saya dijemput oleh ITDC dan dijawab oleh petugas bahwa ITDC sudah tutup dan kalaupun kamu dijemput, penjemput akan berada diluar dengan membawa tulisan namamu. Begitu kata petugas dan sayapun keluar dengan membawa 2 koper. Mondar-mandir setelah keluar dari pintu selama kurang lebih setengah jam, tak kunjung saya melihat penjemput yang membawa nama saya โน Udah jam 12 malam dan rasanyapun mau nangis. Akhirnya saya tanya lagi dengan petugas dimana ITDC dan dijawab di dalam, kalau kamu mau masuk, kopermu tinggal diluar, tidak boleh dibawa masuk. Alamaakkโฆ galak amat sih petugas. Setelah ketemu dengan petugas di ITDC saya diantar dengan taxi menuju Hotel Samrat yang berlokasi sekitar 12 km dari airport. Setelah sampai hotel, sopir taxi membantu menurunkan koper saya dan minta tips. Haduhh.. Pelatihan Legal Drafting di Parlemen, India Saya mengikuti pelatihan Legal Drafting selama satu bulan. Pesertanya berjumalah 32 orang dari 25 negara dibawah kerjasama Colombo Plan. Pembelajaran dibagi 2 yaitu materi dan kunjungan lapangan. Minggu pertama setiap peserta harus mempresentasikan Legal sistem di negaranya. Urutan presentasi berdasarkan alpabeth nama negara dan saya mendapat giliran presentasi pada hari keempat. Alhamdulillah presentasi lancar dan di bilang good job oleh dosen. Selama mengikuti pelatihan, saya mendapatkan tugas drafting 3 undang-undang dan satu concept paper dengan topik rewrite old laws, lesson learnt from Germany. Selain belajar di kelas, kunjungan lapangan, setiap sabtu diadakan program city tour dan juga ke Taj Mahal. Satu minggu sebelum training berakhir, kami melakukan kunjungan lapangan di Bangaluru dan Mysore.
Berkunjung ke KBRI
Selama di India, saya sempatkan ke KBRI. Kebetulan letak KBRI tidak jauh dari hotel Samrat dan saya cukup jalan kaki. Saya menemui bagian konsuler karena saya ingin menanyakan masalah visa saya yang single entry. Saya tau single entry berarti bahwa saya hanya bisa sekali masuk ke India dengan menggunakan visa tersebut sementara setelah selesai pelatihan saya ingin ke Nepal. Petugas Bagian Konsuler yang masih muda tidak dengan ramah menerima saya, dan cenderung agak songong. Dia bilang gak usah ke Nepal lah, ke India juga bagus kok kenapa mesti ke Nepal. Karena saya tau India bisa Visa on Arrival, sayapun menanyakan tentang VOA. Dia jawab sekarang VOA harus apply online tidak bisa apply di airport. Dan saya bilang ok saya akan apply online dimana alamat website nya? Dia menjawab di googling aja. Haduh pejabat diplomat kok tidak ramah. Secara sesama orang Indonesia yang sama-sama sedang di luar negeri. Validation session Setelah 4 hari di Bangeluru, rombongan kembali ke New Delhi dan pagi harinya Jumat 13 Maret 2015 adalah closing ceremony. Tak terasa sebulan sudah saya di India dan saatnya back home. Bye bye India, I am gonna miss you, โIncredibleโIndia. Thank God for giving me an opportunity to see โIncredibleโIndia, see Taj Mahal, one of 7 wonder in the world.